Barang Normal
Suatu barang dinamakan barang normal apabila
barang tersebut mengalami kenaikan dalam permintaan sebagai akibat dari
kenaikan pendapatan. Contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah handphone yang
pada umumnya digunakan untuk sms dan telepon. Tetapi karena adanya kenaikan
pendapatan konsumen maka selera konsumen pun berubah menjadi tinggi. Awalnya
konsumen yang menggunakan handphone untuk komunikasi lewat telepon dan sms saja
sekarang membeli handphone dengan fungsi kegunaan yang lebih beragam. Seperti
handphone yang dilengkapi dengan kamera, bluetooth, music, akses internet, dll.
Barang Netral
Barang Netral adalah barang
konsumsi yang tidak mengalami pengurangan atau penambahan terhadap permintaan meskipun pendapatan konsumen berubah baik bertambah
maupun berkurang. Konsumen selalu mengkonsumsi barang kebutuhan pokok
sehari-hari contohnya sembako. Sembako merupakan kebutuhan primer yang artinya
harus dipenuhi untuk kelangsungan hidup. Maka permintaan terhadap sembako tidak
akan berkurang atau bertambah meskipun ada perubahan pendapatan.
Barang Komplementer
Apabila suatu barang selalu digunakan bersama-sama
dengan barang lainnya maka barang tersebut dinamakan barang pelengkap kepada
barang lain tersebut. Dengan kata lain barang komplementer yaitu barang yang dapat melengkapi fungsi
dari barang lainnya. Gula adalah barang pelengkap pada kopi atau teh. Karena
pada umumnya kopi dan teh yang kita minum harus dibubuhi gula.
Kenaikan atau penurunan permintaan barang
pelengkap selalu sejalan dengan perubahan permintaan barang yang digenapinya.
Kalau permintaan terhadap kopi bertambah maka permintaan terhadap gula juga
bertambah. Sebaliknya, bila permintaan terhadap kopi berkurang maka permintaan
terhadap gula juga berkurang.
Pengaruh Pajak Terhadap Inflasi
Pajak merupakan salah satu cara pemerintah untuk
menanggulangi inflasi. Di sini pemerintah mengenakan pajak tambahan terhadap perusahaan-perusahaan
yang menaikkan tingkat upah, dan justru mengurangi pajak terhadap perusahaan
yang tidak menaikkan tingkat upah. Kebijakan ini tampaknya dapat di terima di
negara-negara yang sudah berada pada tingkat kemakmuran yang tinggi. Sehingga tingkat
upahpun sudah cukup tinggi.
Surplus Konsumen
Surplus konsumen adalah kepuasan atau kegunaan (utility) tambahan yang diperoleh konsumen dari pembayaran harga suatu barang yang lebih rendah dari
harga yang konsumen bersedia membayarnya. Surplus Konsumen selalu terjadi di atas nilai Titik
Equilibrium.
Pada saat terjadi keseimbangan pasar di titik
equilibrium tercipta harga pasar dengan 6 unit sebesar Rp.50.000,00. Tetapi konsumen
mampu membayar 6 unit dengan harga Rp.1000.000,00. Jadi surplus/ kelebihan yang
diterima konsumen, dari selisih antara kemampuan maksimum konsumen membayar barang dengan harga barang sebenarnya
sebesar Rp.50.000,00 tergambar pada daerah segitiga berwarna biru (cs).
Equilibrium Price and Quantity
(Effects of Supply and Demand Curve Shifts)
(Effects of Supply and Demand Curve Shifts)
Gambar (a) ada pergeseran kurva permintaan (D1) ke kanan sehingga
membentuk kurva permintaan baru (D2). Kurva permintaan bergeser ke
kanan menunjukkan adanya penambahan permintaan yang disebabkan oleh perubahan
pendapatan yang meningkat sehingga barang yang dikonsumsi bertambah dan harga menjadi
naik karena penawarannya tetap (S1). Contohnya konsumen membeli
barang yang lebih banyak dan harga yang relatif lebih tinggi demi memenuhi
kepuasan karena pendapatannya yang meningkat.
Gambar (c) ada pergeseran kurva penawaran (S1) ke kanan sehingga membentuk kurva penawaran baru (S2). Kurva penawaran bergeser ke kanan menunjukkan adanya penambahan penawaran yang disebabkan oleh perubahan teknologi. Teknologi terus berkembang sehingga banyak produk yang ditawarkan dan harga produk diturunkan karena permintaannya tetap (D1). Contohnya produsen yang mempromosikan produk barunya dengan harga yang terjangkau sehingga jumlah produk yang terjual banyak.
Gambar (e) terdapat pergeseran kurva
permintaan (D2) dan kurva penawaran (S2),
dimana tingkat pergeserannya sama besar. Kurva permintaan yang bergeser ke
kanan dan kurva penawaran yang bergeser ke kiri menunjukkan adanya kenaikan
harga barang namun jumlah barang yang diminta dan yang ditawarkan tidak
mengalami penambahan atau pengurangan. Contohnya beras, pada musim kemarau
banyak lahan pertanian (sawah) yang kering sehingga pasokan beras sulit
didapat. Hal tersebut yang menyebabkan harga beras naik namun produsen tidak
bisa menambah jumlah pasokan beras.
Gambar (g) terdapat pergeseran kurva permintaan (D2) dan kurva penawaran (S2),
tetapi tingkat pergeserannya tidak sama besar dimana pergeseran kurva
permintaan (D2) lebih besar dari kurva penawaran (S2).
Kurva permintaan yang bergeser ke kanan dan kurva penawaran yang bergeser ke
kiri menunjukkan adanya kenaikan harga dan jumlah barang yang diminta maupun
yang ditawarkan. Contohnya karena persediaan minyak bumi yang terbatas
megakibatkan kenaikan harga BBM dan harga barang lainnya. Dimana permintaan
akan BBM sangat tinggi.
Referensi:
Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi & Makroekonomi)
Edisi Ketiga. Jakarta: FEUI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar