Kamis, 05 April 2012

Ilmu Pengetahuan dan Sosiologi


A.    Pengertian Ilmu Pengetahuan

        Kata ilmu dalam bahasa Arab ‘ilm’ yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Secara etimologi ilmu pengetahuan merupakan kata bentukan yang berasal dari 2 kata yaitu ilmu dan pengetahuan. Ilmu adalah suatu hasil dari proses kerja otak, sedangkan pengetahuan yang berkata dasar tahu artinya sadar/insaf dengan penambahan afiksasi pe-an (pengetahuan) menjadi kata benda artinya kumpulan dari hasil kesadaran manusia terhadap sesuatu. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan dan ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah sosial dan sebagainya.
        Ilmu Pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkungan pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
            Ilmu bukan sekedar pengetahuan, tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Sistematis artinya diperoleh dengan tahapan yang jelas dan merupakan satu kesatuan yang utuh sehingga tiap-tiap bagian saling berhubungan. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya.
            Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan pancaindera atau segala sesuatu yang kita ketahui dari berbagai sumber, yaitu bernalar, pengalaman, wewenang dan intuisi. Pengetahuan memerlukan pembuktian kebenaran untuk menghilangkan prasangka, kira-kira dan ketidakpastian. Pengetahuan dapat disebut ilmu apabila saling berhubungan sehingga mempunyai makna baru agar dapat dipergunakan untuk menjawab permasalahan yang dihadapi manusia dalam kehidupan sehari-hari.

B.     Pengertian Sosiologi

     Istilah sosiologi pertama kali dikemukakan oleh ahli filsafat, moralis, dan sekaligus sosiolog berkebangsaan Prancis, Auguste Comte, melalui Cours de Philosophie Positive. Menurut Comte, sosiologi berasal dari kata latin socius yang artinya teman atau sesama dan logos dari kata Yunani yang artinya cerita. Jadi pada awalnya, sosiologi berarti bercerita tentang teman atau kawan (masyarakat).
           Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu cukup lama, mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama, dan melakukan sebagian besar kegiatannya di dalam kelompok itu. Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya. Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain atau umum.
             Berikut ini definisi-definisi sosiologi yang dikemukakan berbagai ahli.
Max Weber, Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan –tindakan sosial.
Paul B. Horton, Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan produk dari kehidupan kelompok tersebut.
Soejono Soekanto, Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
          Dari beberapa definisi di atas dapat dirangkum bahwa sosiologi adalah ilmu yang membicarakan apa yang sedang terjadi saat ini, khususnya pola-pola hubungan dalam masyarakat, serta berusaha mencari pengertian-pengertian umum, rasional, dan empiris tentang masyarakat.
            Hakikat sosiologi sebagai ilmu pengetahuan antara lain sebagai berikut.
a.  Sosiologi adalah ilmu sosial, hal ini sesuai dengan kanyataan bahwa sosiologi mempelajari atau berhubungan dengan gejala-gejala kemasyarakatan.
b.  Dilihat dari segi penerapannya, sosiologi dapat digolongkan ke dalam ilmu pengetahuan murni (pure science) dan dapat pula menjadi ilmu terapan (applied science).
c.   Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang abstrak dan bukan pengetahuan yang konkret. Artinya, yang menjadi perhatian adalah bentuk dan pola-pola peristiwa dalam masyarakat secara menyeluruh, bukan hany peristiwa itu sendiri.
d.  Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum manusia dan masyarakatnya. Sosiologi meneliti dan mencari apa yang menjadi prinsip dan hukum-hukum umum dari interaksi manusia secara sifat, bentuk, isi dan struktur masyarakat.
e.   Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum, bukan khusus, artinya mempelajari gejala-gejala umum yang ada pada interaksi antarmanusia. 

C.    Objek Sosiologi

          Objek studi suatu ilmu dapat dipahami dengan segi material maupun segi formalnya (sudut pandang ilmu itu sendiri). Secara material, objek studi sosologi adalah manusia, baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari kelompok sosial. Sedangkan dari segi formal, sosiologi memandang manusia sebagai perwujudan hubungan sosial antar manusia serta proses yang timbul dari hubungan sosial dalam masyarakat sehingga membentuk struktur sosial.
            Emile Durkheim menyatakan bahwa di balik manusia sebagai individu dan kelompok, ada fakta sosial berupa cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu dan mempunyai kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut. Sedangkan menurut Weber, di balik individu dan kelompok terdapat tindakan sosial, yaitu suatu tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain. Jadi, menurut dua tokoh ini, objek formal sosiologi adalah fakta sosial atau tindakan sosial. Namun, menurut Alex Inkeles (1965), perhatian utama sosiologi adalah hubungan sosial institusi/lembaga, dan masyarakat, yang menjadi unit analisis tersendiri dalam ilmu sosiologi.
             Selain dilihat dari dua segi diatas, sosiologi juga dapat dilihat dari segi budaya dan segi agama. Objek budaya merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi hubungan satu dengan yang lain. Sedangkan pengaruh dari objek agama ini dapat menjadi pemicu dalam hubungan sosial masyarakat, dan banyak juga hal-hal ataupun dampak yang memengaruhi hubungan manusia.

Sumber Referensi :
Muin, Idianto. 2006. Sosiologi SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sosiologi
http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu
http://tugas-untuk-kuliah.blogspot.com/2011/02/pengertian-ilmu-pengetahuan.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar